KALTIMNEWS.CO, Speed boat bermesin 6500 rpm, melesat membawa kami membelah aliran sungai mahakam dari kampung Danum Paroy Kecamatan Laham, Mahakam Ulu (Mahulu) Kalimantan Timur.
Kesejukan angin pagi seolah menyapa kami bersama dengan rombongan ditengah keheningan alam bumi etam mengunjungi kampung Long Hubung, Kecamatan Long Hubung, yang jaraknya dapat ditempuh sekira 10 menit perjalanan dengan jenis perahu fiber bernama Ratah Indah 2 milik H Abdul Rahman Agus.
Speed Boad ini merupakan Speed Boad kedua milik peribadi H Agus begitu sapaan akrabnya, yang ia gunakan dalam megurusi bisnis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digelutinya sejak era 2000an.
Berbicara bisnis BBM, H Agus mengaku dalam menjalankan bisnisnya tidaklah selamanya berjalan mulus, sejumlah tatangan dan air mata harus ia lalui, sejak membangun usaha hingga sekses seperti sekarang ini.
“Modal yang terpenting dalam bisnis yakni modal kepercayaan, itu prinsip yang ditanamkan orang tua saya, begitu pun yang saya tanamkan kepada para karyawan saya,” ucap H Agus memulai pembicaraan.
Dalam menjalanakan roda usaha H Agus mengaku tidak hanya sekali diterpa masalah, kendati masalah datang siilih-berganti namun seolah tidak menggoyahkan niat H agus dalam membesarkan usaha yang ia rintis dengan susah payah tersebut.
“Semua masalah itu kita harus petik hikmahnya, bahawa dibalik kesusahan itu tedapat sejumlah bahkan sejuta kemudahan yang menanti. Hal ini sudah saya buktikan, tepatnya di 2007 silam, saat itu bisnis saya sedang mengalamai masalah finansial yang luar biasa, namun dengan modal semangat pantang menyerah, Alhamdulillah masalah tersebut dapat kami lewati. Bahkan kabar baiknya dari masalah itu menjadi jembatan pertemuan saya dengan pihak PT Pertamina yang menjadi mitra PT Ratah Indah hingga sekarang,” jelasnya.
Dibawah bendera PT Ratah Indah, H Agus kini sukses mengembangkan sayap hingga memiliki ratusan karyawan maupun asset seperti 3 SPBU, 2 Long Boat bermuatan BBM, puluhan Mobil Tangki BBM, 9 Kapal Jenis SPOB bermuatan 100, hingga 300 ton.
Dikenal Sebagai Sosok Dermawan
Berbicara Mahulu seolah tidak ada habisnya, wilayah ini memiliki sejumlah tempat yang memiliki panorama alam yang cukup eksotik. Perajalanan ke Mahulu bersama dengan H Agus, membawa kami bertemu dengan, ragam budaya warga yang mendiami kabupaten mengalami pemekaran dari Kutai Barat (Kubar) pada 14 Desember 2012 silam ini.
“Kita singgah isi perut dulu,” ujar H Agus yang beranjak menuju salah satu warung terapung di Kampung Datah Bilang.
Diruangan berukuran 30 meter tersebut terlihat menjajakan sejumlah pengganjal perut, tempat ini pun menjadi tempat transit bagi sejumlah taksi air (Speed Boat).
Saat asik menikmati makanan tiba-tiba sorang pria paruh baya datang menghapiri H Agus. Dari raut kulitnya nampak jelas jika pria paru baya ini pernah mengalami luka bakar yang cukup serius.
“Luka ini penuh makna, penuh sejarah, dan saya bangga dengan luka ini, karena dari luka ini saya bertemu dengan sosok orang yang bernama H Agus,” begitu ucap pria yang tidak hendak disebutkan namanya itu.
Ia kemudian menceritakan hal tragis yang ia alami hingga bertemu dengan H Agus.
“Saya ingat persis kejadian itu, layaknya mimpi buruk, seluruh harta benda yang saya miliki seketika sirna terbakar, bahkan kulit badanpun, harus melepuh akibat berusaha memadamkan api yang melahap rumah dan harta benda yang saya miliki,” tuturnya.
Akibat luka bakar serius yang ia alami, dirinya harus dirujuk guna mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Syahranie (AWS) Samarinda.
“Bisa dibayangkan harta benda habis, disisi lain saya harus dirujuk ke RSUS AWS Samarinda untuk menjalani operasi, stress quadrat lah pokoknya, hanya pasrah menunggu uluran tangan berharap ada yang membantu,” ungkapnya.
Kehadiran H Agus layaknya malaikat penolong bagi dirinya. “Tuhan itu adil, ditengah penderitaanku, hadir malaikat penolong yang tak lain adalah H Agus yang hadir menyelesaikan semua biaya perawatan di RS AWS,” tuturnya. (Bersambung)