KALTIMNEWS.CO, Konsep Merdeka Belajar sejatinya mengubah mindset dari teacher sentris menjadi collaboration sentris. Demikian yang disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian dalam acara Diskusi Pendidikan “Implementasi Nilai-Nilai Karakter Kebangsaan Sebagai Bentuk Merdeka Belajar" yang digelar di Hotel Bumi Senyiur Samarinda, Selasa (29/8/2023) siang.
Menurutnya, dengan collaboration sentris tersebut para tenaga pengajar alias guru tidak hanya menjadi satu-satunya sumber informasi, tetapi peserta didik juga memiliki peran untuk melengkapi apa yang disampaikan guru melalui sumber belajar lain yang dimilikinya.
“Dengan demikian para guru mapupun peserta didik akan bersama-sama menjadi agen teknologi perubahan (agent of change) untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam proses pendidikan,” ujar Hetifah.
Sekarang ini kata dia, system pedidikan di semua jenjang sekolah di Indoensia menganut konsep pendidikan mendeka belajar.
“Semangat Merdeka Belajar ini terinspirasi dari filosofi Ki Hajar Dewantara yang mendefinisikan konsep sistem pendidikan nasional sebagai suatu sistem yang memberdayakan (empowering) baik itu bagi individual maupun bagi negara yang di dalamnya mengandung pesan-pesan tentang: kemerdekaan, kesukarelaan, demokrasi, toleransi, ketertiban, kedamaian, kesesuaian dengan keadaan dan suasana, dan sebagainya yang termaktub di dalam kelima sila Pancasila sebagai dasar Negara,” ucap Politisi Partai Golkar tersebut.
Lebih jauh Hetifah menyebutkan bahwa Kebijakan Merdeka Belajar berpusat pada peserta didik dengan menguatkan kompetensi numerasi dan literasi agar setiap peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
“Dengan menguatkan kompetensi numerasi dan literasi diharapkan peserta didik akan siap berproses dalam pembelajaran baik secara mandiri maupun berkelompok,” sebutnya.
Menurutnya terdapat dua elemen utama yang menjadi dasar dalam Merdeka Belajar seperti kemerdekaan dan kemandirian.
“Dengan dua elemen utama ini menjadi dasar dari kurikulum Merdeka Belajar dengan dua elemen tersebut diharapakan cita-cita menghadirkan pendidikan bermutu tinggi bagi semua rakyat Indonesia melalui pengembangkan SDM yang unggul dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan bangsa dapat tercapai,” terangnya.
“Dalam pendekatan pembelajaran, Merdeka Belajar sangat berpihak kepada peserta didik karena pembelajaran tidak berpusat pada tingkatan kelas, namun pada kesiapan belajar peserta didik. Peserta didik dalam fase perkembangan yang sama bisa memiliki tingkat pemahaman dan kesiapan berbeda. Dengan demikian, capaian pembelajaran yang harus di capai peserta didik harus disesuaikan dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik,” lanjutnya.
Diketahui kegiatan yang digelar atas kerjasama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Wakil Komisi X DPR-RI ini dihadiri sekira 150 Guru dari sejumah sekolah mulai Paud, TK, SLB, SD, SMP, SMA Negeri maupun Swasta yang semuanya menggunakan baju adat nasional.
Nampak pula hadir dalam kegiatan ini seperti Balai Guru Penggerak Provinsi Kalimantan Timur, Wiwik Setiawati, Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin, perwakilan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). (*)