KALTIMNEWS.CO, Pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan Teras Samarinda oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mendapat sorotan tajam dari Anggota DPRD Samarinda Anhar SK.
Dirinya menilai bahwa pembangunan yang dikerjakan Pemkot Samarinda sekarang ini belum menyentuh aspek historis dan kultural dalam pembangunan ruang publik.
“Membangun destinasi itu tidak mudah, harus ada nilai historis atau sejarah, seperti Makkah atau Yerussalem. Sekarang Teras Samarinda ini apa? Nilai historisnya sama sekali tidak ada menurut saya,” ucapnya.
Berbeda dengan kawasan Citra Niaga kata dia, yang sejatinya telah memiliki jejak sejarah, nanun hal yang berbeda lanjut dia justru terjadi di Teras Samarinda yang sekarang hanya menjadi tempat aktivitas biasa.
“Beda dengan Citra Niaga merupakan pusat perdagangan kreatif yang dibangun pada era 1980-an dan sempat meraih penghargaan internasional Aga Khan Award for Architecture pada 1989. Kawasan ini dulu menjadi pusat kegiatan ekonomi rakyat dan simbol geliat UMKM di Samarinda., Sedangkan Teras itu paling orang jalan atau lari saja di sana, subuh atau sore,” ungkap Anhar. (*)