KALTIMNEWS.CO, Kukar – Nama Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) kian mulai tersohor di Indonesia, lantaran kreatifitasnya dalam melakukan sejumlah inovasi dan terobosan yang cukup membanggakan.
Sebut saja penghargaan langsung dari Presiden Joko Widodo atas keberhasilannya masuk dalam 10 besar nominasi Gapura Cinta Negeri pada 17 Juli 2019 lalu menjadi catatan sejarah tersendiri bagi desa yang dihuni sekira 750 orang penduduk yang berpfofesi sebagai nelayan tangkap danau tersebut.
Desain by Arief Kaseng / www.kaltimnews.co
Desa Muara Enggelam, merupakan satu diantara tujuh desa yang berada di barat danau melintang, meski letak goografisnya terbilang jauh dari Ibu Kota Kukar, namun desa ini tidak tinggal diam untuk melakukan berbagai inovasi dalam membangun desa menjadi lebih berkebang seperti sekarang ini.
Dibalik kesuksesan Desa ini, ternyata tedapat sosok yang menjadi penggerak pembangunan desa.
Adalah Ramsyah yang notabene merupakan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang awalnya mengabdikan diri sebagai Tenaga Kesehatan di Desa Muara Enggelam.
“Saya hanya seorang tenaga kesehatan, namun pada saat ditempatkan untuk pertama kalinya di Desa Muara Enggelam, saya langsung terobsesi untuk membangun desa ini menjadi desa yang maju,” ujar Ramsyah yang ditemui kaltimnews.co di Samarinda beberpa hari yang lalu.
Gayung bersambut, semangat Ramsyah dalam membangun desa yang ia diami tersebut kemudian mulai terbuka lebar, tepatnya pada saat dirinya diberikan amanah menjadi sekretaris Badan Permusywaratan Desa (BPD) Muara Enggelam periode 2002-2007 silam, yang kemudian dilanjutkan menjadi Ketua BPD Muara Enggelam untuk masa bakti 2008-2014.
“Saat menjabat sebagai Sekretaris BPD, saya mencetuskan untuk membangun kebutuhan dasar listrik wilayah tersebut, yang awalnya kita ketahui hanya menggunakan genset dengan biaya yang cukup mahal dan hanya dapat digunakan oeh orang-orang tertentu saja, oleh karena itu saya dan pihak desa berinisiatif untuk beralih menggunakan listik Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Komunal,” sebut Ramsyah.
Ditangan Ramsyah, Replikasi Pengelolaan PLTS Komunal di Desa ini kemudian dijadikan tolak ukur dan pembelajaran dari beberapa daerah atau desa yang ikut mengelola listrik komunal, maka tidak sedikit sejumlah daerah atau desa dari berbgai penjuru wilayah datang melakukan studi banding dan pembelajaran di Desa Muara Enggelam.
“Dalam catatan saya, setidaknya sudah ada tiga desa dari Sulawesi Selatan (Sulsel), tiga desa dari Nusa Tenggara Timur (NTT), dan beberapa desa dari Kubar maupun Mahulu sudah melakukan kunjungan dan pembelajaran di desa Muara Enggelam terkait replikasi PLTS Komunal ini,” beber pria kelahiran 20 Maret 1974 tersebut.
Kepercayaan masyarakat akan kiprah Ramsyah mengelola Listik Komunal, kemudian berujung pada apresiasi yang ia terima sebagai Direktur Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Bersinar Desaku.
Ditangan Ramsyah selain unggul dalam sektor pelayanan publik, listrik komunal desa ini pun kemudian berhasil masuk dalam top 99 inovasi pelayanan publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atau Kemenpan RB atau Kemenpan-RB pada 18 juni 2020.
Bukan hanya itu saja, PLTS Komunal yang dinamakan Kelola Listrik Komunal Muara Enggelam (Klik-me) itu kemudian berhasil masuk kembali dalam top inovasi 45 pelayanan publik dari Kemenpan-RB pada Agustus 2020 kemarin.
“Usai menjabat sebagai Ketua BPD yakni ditahun 2015, saya kemudian kembali diberikan kepercayaan sebagai Direktur Bumdes Bersinar Desaku, Muara Enggelam, dan semuanya saya lakukan tanpa meninggalkan tugas pokok saya sebagai tenaga kesehatan,” imbuhnya.
Sejak menjadi Direktur Bumdes Bersinar Desaku, ramsyah kemudian, terus berivovasi dan berkreatifitas untuk mengembangkan berbagai usaha dibawah Bumdes yang ia pimpin.
“Seperti pasar desa, moulding, pengadaan air bersih, sarang wallet, maupun tv cable, semua kami gerkakkan dalam membangun desa ini yang awalnya sangat tetinggal, terpencil, dan terisolir untuk menjadi desa yang berkembang. Selain itu peningikatan pendapatan warga desa juga setidaknya dapat ikut terdongkrak,” sebutnya.
Menurutnya hal sederhana yang ia lakukan selama ini dalam system mengelola listrik komunal salah satunya yakni membangun kepedulian bersama antara satu warga dengan warga lainnya.
“Sistem subsidi ini diberlakukan Desa Muara Enggelam untuk membangun kepedulian bersama terhadap masyarakat yang kurang mampu agar bisa menikmati listrik secara bersama-sama, secara tidak langsung kehadiran Klik-me juga menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam menjaga aset milik desa sebagai aset milik bersama. Hal itu terlihat dengan adanya pemberian penghargaan bagi warga, yang melaporkan tindakan pencurian listrik, dan sanksi bagi pelanggan yang melakukan pencurian pemakaian listrik,” jelasnya.
“Meski bergai inovasi yang kami lakukan dalam memajukan desa namun kami tetap mempertahankan keunikan dan kearifan lokal Desa Muara Enggelam,” tutupnya. (*)