Kebutuhan manusia modern terhadap informasi di era modern tidak hanya terbatas pada media seperti layaknya surat kabar, majalah, televisi maupun radio. Seiring perkembangan zaman, kemunculan komputer dan mobile phone mengambil peran penyebaran informasi dan komunikasi lantaran dua media tersebut ditunjang dengan jaringan Internet yang memungkinkan hadirnya pertukaran informasi yang cepat dan tak terbatas jarak maupun waktu. Tidak terbatas pada sekedar mencari informasi, tetapi berkembangnya sebagai sarana komunikasi menyebabkan teknologi Internet mengahadirkan sejumalah media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan media sosial lainnya yang lagi lagi semakin memanjakan warga net dalam berinteraksi. Media sosial juga tampil menjadi media yang baru melahirkan berbagai konsekuensi kehidupan.
Dengan adanya konsekuensi dalam bermedia sosial, tentu perlu disertai dengan etika komunikasi didalamnya. Etika komunikasi tentu berbicara tentang penyampaian bahasa, baik itu bahasa verbal maupun bahasa non verbal. Sebagai makhluk sosial, kita tentu saja tahu bahwa etika adalah termasuk dalam hal mendasar dalam kehidupan manusia. Dan terlebih lagi kita sebagai orang Indonesia, sedari kecil sudah diajari mengenai sopan santun, tata krama, dan adat kebiasaan serta bagaimana harus bersikap dengan orang lain dan sebagainya.
Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno, ethikos yang artinya timbul dari kebiasaan. Etika juga merupakan cabang utama ilmu filsafat yang mempelajari mengenai nilai-nilai benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab merupakan standar dan penilaian moral dalam masyarakat atau publik.
Kembali ke media social, kehidupan bermedia sosial dikuasai oleh usia muda sekira 15 hingga 30 tahun, kebanyakan media sosial yang digunakan oleh nitizen (sebutan bagi pengguna media social) untuk mengekspresikan diri mereka adalah media Instagram. Di Indonesia, Instagram lebih populer di gunakan ketimbang twitter seperti negara lainnya. Instagram adalah sebuah desain yang memiliki fungsi komunikasi yang praktis dan menjadi sebuah media komunikasi melalui sebuah signifikasi foto maupun video. Hal tersebut diperkuat oleh Linaschke yang mengatakan Instagram adalah program sharing foto ke dalam jejaring sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk mengambil foto dan mengaplikasikan filter digital bertemakan faux vintage ke dalam fotonya untuk kemudian diunggah ke pengguna akun lain yang saling terhubung di dalam jejaring sosial tersebut.
Instagram bukan hanya sebagai wadah untuk memposting foto atau mengekspresikan diri ke dunia maya, akan tetapi juga sebagai wadah hiburan. Instagram juga memiliki fenomena seperti jilboobs, selfie, trending hashtag, dan salah satu fenomena hiburan paling kekinian dan masih aktif yaitu Meme Foto atau Video. Meme adalah suatu ungkapan emosi (senang, sedih, marah) di ungkapkan berbentuk tulisan, atau biasanya disertakan pada media visual melalui gambar atau video. Meme berasal dari kata “mime” dan “mimic”. Tetapi hal ini tidak berujung baik, bukan menjadi hal yang positif melainkan ke hal negatif. Mengapa demikian? Karena sejumlah akun meme di Instagram kebanyakan merendahkan orang lain, atau kesannya terlihat seperti mengejek, memperolok, cyberbullying, atau biasanya menyinggung perasaan orang lain, dan biasanya mempermalukan seseorang.
Hal itu menjadi hal yang lumrah dan biasa bagi netizen, tetapi pada dasarnya hal itu bukanlah suatu yang baik dan positif. Misalnya seperti memposting video seseorang tanpa seijin orang tersebut, lalu memasang caption dengan kalimat yang mengolok atau mempermalukan seseorang. Terkadang akun meme tersebut tidak memikirkan dampak dari memposting tanpa izin tersebut, mereka hanya memikirkan konten, viewers, likes, dan comments. Netizen pun pasti secara tidak langsung turut serta dalam bully tanpa disadari. Sebut misalnya akun @/haleeewww atau @/screensyit @/awreceh.id banyak sekali ditemukan postingan dan komentar yang tidak beretika, di akun tersebut dengan mudahnya netizen melontarkan sejumlah kalimat negatif dan ta layak baca.
Terkadang terdapat meme yang fulgar, yang layaknya hanya untuk konsumsi orang-orang dewasa. Contohnya seperti foto atau video tidak senonoh, terbuka, seksi dan sebagainya. Padahal, pengguna Instagram rata-rata masih dibawah umur, akan tetapi sudah disuguhi dengan meme yang fulgar.
Pentingnya etika komunikasi diketahui dan dipahami oleh warga net dalam bermedia social dianggap perlu. Lantaran bagi orang yang tidak memiliki etika yang baik sering disebut tidak bermoral karena perkataan serta tindakan yang dilakukan tidak memikirkan pertimbangan baik dan buruknya terlebih dahulu.
Etika berkomunikasi didalam implementasinya antara lain dapat diketahui dari komunikasi yang santun. Itu juga merupakan cerminan dari kesantunan kepribadian kita. Sebagai salah satu ekspresi dari karakter, sifat atau tabiat seseorang untuk saling berinteraksi, mengidentifikasikan diri untuk bisa saling mengerti dan memahami apa yang dipikirkan bersama, dirasakan dan dikehendaki orang melalui komunikasi yang diekspresikan sehingga pesan akan lebih bernilai positif, dan mengetahui serta menguasai teknik berkomunikasi yang baik. (*)