Pendidikan diyakini memiliki peran besar dalam upaya memajukan kehidupan suatu bangsa. Pendidik atau guru adalah faktor penentu kualitas pendidikan. Dalam menjalankan tugasnya guru memiliki tanggung jawab yang tidak mudah, Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 menyatakan bahwa guru memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didiknya.
Pendidikan di Indonesia saat ini dihadapkan pada kebijakan pembelajaran jarak jauh untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Konsekuensi dari kebijakan ini adalah bahwa lembaga pendidikan menggantikan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Guru dihadapkan dengan perubahan yang cepat dan spontan tanpa persiapan sebelumnya. Pembelajaran jarak jauh membutuhkan guru yang harus cepat merespon dan siap untuk perubahan dan belajar memanfaatkan teknologi. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud-RI) menyarankan penggunaan teknologi sebagai alat belajar mengajar, hal ini tentu membuat seorang guru dituntut untuk melek teknologi. Penggunaan teknologi sebagai sarana pembelajaran menjadi tantangan bagi guru senior, hal ini juga menjadi kesempatan bagi guru untukmeningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan era digital bahkan dengan "dipaksa". Penelitian menunjukkan efektivitas teknologi dalam mendukung pembelajaran (Juliantari, Sudarsana, Sutriyanti, Temon Astawa, Hendrawathy Putri, &Saddhono (2018).
Tantangan kedua yang dihadapi oleh guru adalah siswa yang sering kehilangan fokus dan mengalami kesulitan berkonsentrasi saat belajar online. Hal ini karena banyaknya aplikasi lain di ponsel yang memecah konsentrasi siswa saat belajar. Sekali lagi tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi guru untuk berinovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran agar siswa tertarik dan aktif mengikuti pembelajaran. Setelah bertahun-tahun guru merasa nyaman dan memiliki ritme dengan metode pembelajaran tatap muka, sekarang saatnya bagi guru untuk berinovasi dan menciptakan untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif menggunakan media teknologi.
Tantangan berikutnya datang dari siswa yang cenderung tidak disiplin dalam mengikuti pembelajaran online, baik karena faktor kendala jaringan maupun faktor kelalaian siswa yang menyebabkan mereka melewatkan rapat online yang sudah mapan. Untuk menjawab tantangan ini guru dapat membuat video pembelajaran yang diunggah di YouTube sehingga siswa yang mengalami kendala selama rapat kelas online tetap bisa mendapatkan materi pembelajaran melalui YouTube, selain itu siswa yang mengikuti pembelajaran bersama guru namun masih kurang pemahaman dapat kembali mendengarkan video pembelajaran yang telah diunggah oleh guru. Siswa bebas mengakses dan mengulangi video pembelajaran dengan harapan lebih memahami materi.
Tantangan keempat adalah guru mendapatkan keluhan dari orang tua tentang sulitnya menemani anak belajar dengan sistem online. Pandemi ini merupakan kesempatan bagi guru untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam pendidikan anak, selama ini mayoritas orang tua beranggapan bahwa pendidikan dalam keluarga tidak lagi diperlukan karena anak telah diserahkan ke lembaga pendidikan sekolah formal dalam hal ini adalah sekolah. Orang tua merasa tanggung jawab telah selesai dalam mendidik ketika anak-anak telah dimasukkan ke sekolah, padahal sebenarnya sekolah adalah dukungan dari sistem pendidikan keluarga. Orang tua dan sekolah harus bekerja sama dalam mendidik anak-anak. Dalam Islam keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam pendidikan seorang anak, keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan terkemuka. Pada siswa sekolah akan lulus pada waktunya tetapi anak akan tetap dalam tanggung jawab keluarga sepanjang hidupnya. Pandemi ini mengingatkan orang tua bahwa tugas seorang guru di sekolah tidaklah sederhana. Orang tua dan guru harus bekerja sama untuk membangun kerja sama yang harmonis dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
Seperti kedua sisi mata uang selalu ada kesempatan di balik tantangan. Sudah waktunya bagi kita untuk menjadi manusia yang terus berpikir positif, mengambil kebijaksanaan dari setiap bencana. (*)
*) Artikel ini adalah artikel opini dari penulis semua tulisan di atas adalah tanggung jawab penulis.