Iklan Lebaran DPRD Samarinda

Ciptakan Pruduk Khas, Meriana Sukses Bertahan ditengah Gempuran Wabah Virus Covid-19

Meriana: Selain Menjadi APD, Kehadiran Masker Kini Juga Menjadi Bagian Dari Gaya dan Mode  

Rubrik : Kutai Kertanegara | Topik : Kukar | Terbit : 19 August 2020 - 20:12

Ciptakan Pruduk Khas, Meriana Sukses Bertahan ditengah Gempuran Wabah Virus Covid-19
Meriana Saat memperlihatkan Pruduk masker sulam Tumpar dan maik manik buatannya -- www.kaltimnews.co / Foto: Arief Kaseng

KALTIMNEWS.CO, Kukar – Salah satu imbas dengan mewabahnya pendemi Covid-19 di Indonesia yakni sector ekonomi, Sektor ini memang sedang dihantam habis-habisan oleh wabah Virus mematikan dari Wuhan Chian tersebut.

Kondisi pandemi Covid-19 yang membuat semua orang harus beradaptasi menghadapi social distancing, berpengaruh besar pada sektor ekonomi.

Hal ini kemudian membuat Meriana satu pengusaha kerajinan berbasis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), kemudian menjajal peluang bisnis lainnya.

Berbekal modal kelihaiannya menjahit, Meriana kemudian mencoba membuat produk masker kain yang saat itu mulai langka di pasaran.

“Saat itu bisnis manik-manik mulai lesu, pruduk yang kami hasilkan mulai tidak dilirik pasar akibat wabah Covid-19, akhirnya saya langsung banting stir, untuk membuat masker dari kain,” ujar Meriana kepada kaltimnews.co, Rabu (19/8/2020) siang.

Kelihaian Meriana dalam membidik usaha pembuatan masker kain, ternyata cukup jitu, dalam sepekan dirinya bahkan bisa memproduksi ribuan masker kain.

“Pesanan numpuk saat itu, hingga saya sendiri sempat kewalahan dalam mebuat masker,” kata dia.

Dua bulan berjalan bisnis pembuatan masker kain Meriana, kembali mulai lesu, ditengah lesunya pasar masker kain dirinya kemudian melakukan spekulasi dan inovasi untuk membuat masker berbahan kain yang dipadukan dengan sulam tumpar.

Tepatnya 20 Juni 2020 lalu, Meriana kemudian memaksimalkan sejumlah pengerajin yang menjadi partner kerjanya dalam membuat sulam tumpar dengan berbagai macam motif dan warna.

“Saya membuat masker ini juga berpikir bagaimana supaya pengrajin saya tidak kosong kerjaan makanya saya terpikir membuat masker ini dengan kolaborasi motif sulam tumpar,” sebutnya.

Menurutnya sekarang ini selain menjadi kebutuhan dasar kehadiran masker juga menjadi mode didalam dunia fashion. “Selain menjadi pelindung diri masker ini juga menjadi bagian mode dari fashion, dengan seperti itu kehadiran sulam tumpar di masker tersebut setidaknya menjadi gaya baru bagi pemakainya,” imbuhnya.

Untuk menghasilkan 1 masker dengan motif sulam tumpar, tidaklah mudah kata dia, dalam satu pembuatan masker dibutuhkan waktu setidaknya 3 hari pengerjaan.

“Proses menyulamannya yang memerlukan waktu yang cukup lama, lantaran dikerjakan secara manual oleh para pengerajin,” bebernya.

Dalam sebulan lanjut Meriana, dirinya bisa memproduksi 100 masker sulam tumpar, dengan harga yang bervariatif. “Maksimal 100 masker yang kami bisa produksi, terkait harga itu bervariasi, seperti, untuk satu sisi sulam tumpar dibandrol dengan harga, Rp 45.000 hingga Rp 50.000, sementara untuk dua sisi dibandrol dengan harga Rp 70.000 hingga Rp 80.000,” ungkapnya.

Selain memperoduksi masker Sulam Tumpar, Meriana juga mengaku jika hingga kini dirinya juga telah memproduksi masker dengan motif manik-manik.

“Keduanya sama butuh waktu yang sama dalam pengerjaanya, harganya pun sama dengan masker sulam tumpar,” bebernya.

Kini pesanan masker Meriana bukan hanya di wilayah Tenggarong saja, dirinya mengungkapkan jika hingga kini pesanan masker buatannya itu, kini mulai dipasarkan hingga ke pulau Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.

“Paling banyak Wilayah Jawa, Bandung, Bekasi, Medan dan Sulawesi yang pesan,” tambahnya.

Inovasi Meriana  ini dalam mebuat masker bermotif sulam tumpar maupun maik-manik ini turut mencuri perhatian Ketua Dekranasda Kukar, Maslianawati Edi Damansayah, menurut Maslianawati ditangan seorang Meriana  masker olahan rumahan yang terbuat dari kain itu menjadi istimewa lantaran motif dan variasinya berupa sulam tumpar yang terbilang unik dan mewah bahkan memiliki keraifan lokal.  

“Saya mengapresiasi wujud kreativitas sorang Meriana yang membuat masker dan dipadukan dengan sulam tumpar, ini hal yang unik dan bernilai seni tinggi,” ujar Maslianawati kepada media ini saat acara pembukaan festival Pangan Lokal beberpa waktu yang lalu (*)    

  • Penulis : Arief
  • Editor : Redaksi Kaltimnews