Menengok Usaha “Benur Idaman” di Kecamatan Muara Badak

Subhan Berani Beri Jaminan Bagi Bibit Benur dan Nener Miliknya

Rubrik : Kutai Kertanegara | Topik : Kukar | Terbit : 04 September 2020 - 21:24

Menengok Usaha “Benur Idaman” di Kecamatan Muara Badak
Tim PKP Diskominfo kukar saat bertandang di Usaha "Benur Idaman" milik Subhan bersaudara di Desa Muara Badak Ulu, beberpa waktu yang lalu -- www.kaltimnews.co / Foto: Istimewa

KALTIMEWS.CO, Kukar – Selain kaya akan minyak dan Gas potensi pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim), disepanjang 335 km garis pantainya ternyata menyimpan potensi bahari yang luar biasa, terlebih kini tengah dikembangkan dengan konsep budi daya yang sangat diharapkan turut berperan serta memajukan perekonomian masyarakat diwilayah pesisir tersebut.

Muara Badak merupakan salah satu Kecamatan di wilayah pesisir yang secara geografis berhadapan langsung dengan selat Makassar, daerah ini merupakan salah satu pemasok utama sektor perikanan laut ke berbagai kota besar di Kaltim, baik berupa hasil perikanan tangkap ataupun hasil perikanan budidaya.

Mursalim dan Subhan bersaudara misalnya, pemilik usaha “BENUR IDAMAN” yang berada di jalan Pelabuhan Jawi-jawi, Desa Muara Badak Ulu, Kecamatan Muara Badak, Kukar, kini bergerak pada penyediaan bibit benur udang windu maupun bibit nener ikan bandeng.

Baik Mursalim maupun Subhan mengaku bahwa jauh sebelum usaha penyediaan bibit mereka mulai, hasil produksi dari bibit yang ditebar dalam lahan tambak hanya berkisar 10 hingga 30 persen saja, bahkan yang terburuk bisa-bisa petani tambak tidak dapat apa-apa.

“Berbagai perlakuan telah kami lakukan baik perorangan ataupun berkelompok mulai dari pemupukan, pakan yang berkualitas, peremajaan lahan dan penerapan berbagai tehnik penebaran serta pemeliharaan namun masih saja hasil yang kami dapatkan segitu-gitu saja meski bibit yang kami beli adalah bibit unggul yang bersertifikat,” ujar Subhan kepada media ini, Kamis (3/9/2020) sore.

Pengalaman jatuh bangun tersebut lantas tak membuat keduanya menyerah begitu saja, justru sebaliknya jatuh bangun itu ternyata membuat keduanya semakin bekerja keras untuk mencoba, menelaah bahkan mencari cara perlakuan bahwa bibit yang mereka beli sebelum ditebar ke kolam.

“Sebelum ditebar bibit ini harus melalui proses penyesuaian alam mengingat bibit yang datang dari luar daerah yang dapat mengalami stress akibat terlalu lama dalam wadah plastik, meski beroksigen tapi  melalui proses perjalanan jauh, tergoncang dan lain sebagainya belum lagi penerbangan mengalami transit apalagi delay hingga tertahan lama dalam proses karantina membuat bibit yang kami terima terkadang ada yang mati, lemas ataupun stress,” ujarnya.

Proses perlakuan yang disebut Subhan yakni mulai dari melepas kembali bibit yang baru datang ke dalam kolam yang airnya sendiri yang sebelumnya telah di oksidasi.

“Para bibit ini, terlebih dahulu dilepas di airnya sendiri yang sebelumnya kami beri oksidasi hal ini dilakukan untuk menambah kandungan oksigen yang sangat baik untuk pemulihan kondisi bibit baik itu nener maupun benur,” teragnya.

Kwalitas air dan lingkungan di wilayah Kalimantan menurutnya berbeda dengan daerah asal bibit tersebut berasal, sehingga pada saat dilepas langsung terkadang membuat bibit kaget atau mati.

“Rentetan perlakuan ini paling sedikit dilakukan selama satu minggu, baru kemudian bibit bisa dilepas ke kolam sungguhan, Dengan system ini, Alhamdulillah kami mulai mendapatkan hasil yang menggembirakan atau dengan kata lain yang tadinya segitu-gitunya kini sudah menguntungkan,” tuturnya.

Kini usaha yang mereka rintis tersebut mulai membuahkan hasil yang gemilang, selain menjadi kebutuhan tambaknya bibit yang sehat tersebut juga mulai ikut dinikmati oleh para kelompok tani tambak ooeh warga sekitar.

Dirinya mengaku jika sejauh ini telah mengelola sekitar 100 Ha. Mengingat luasanya itu tdak sedikit ditambah dengan luasan wilayah tambak milik petani lainnya dirinya mengaku jika usaha Benur Idaman tersebut telah menggaet kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar dalam melalui Dinas Perikanan dan Kelautan.

“Proses kerjasamanya seperti kami ditugaskan menerima bantuan bibit dari pemerintah untuk kami proses sebagaimana mestinya, yang untuk selanjutnya diserahkan ke pada petani tambak yang berhak menerimanya, jadi bantuan tidak langsung ke petani seperti selama ini dipikirkan oleh para petani lainnya, melainkan kita proses dulu melalui selter yang ada agar bibit bantuannya berkualitas baik dan tidak gampang gagal panen,” jelasnya.

Dalam mewujudkan kebersamaan tersebut dirinya mengaku selama ini selalu mengundang para petani tambak untuk datang berdiskusi, berbagi pengalaman dan saling mengedukasi satu sama lain.

“Hal ini dinilai penting agar ilmu dan pengetahuan tentang bagaimana memelihara udang dan bandeng yang baik dapat diketahui semua anggota dan petani tambak lainnya, narasumbernya bisa dari Dislautkan Kukar, Penyuluh perikanan atau dari kami sendiri, mengingat diantara para anggota telah memiliki sertifikat terkait budidaya perikanan,” sebutnya.

“Kami siap melayani penyediaan bibit, bantuan edukasi atau hanya sekedar berdiskusi, kami siap berbagi pengetahuan. Kami punya prinsip 3 Jaminan; jaminan bibit unggul, jaminan harga bersaing dan jaminan jumlahnya,” pungkasnya. (*)

  • Penulis : Arief
  • Editor : Redaksi Kaltimnews