KALTIMNEWS.CO, Moh Yusrul Hana adalah anggota DPRD Kota Samarinda periode 2024–2029 dari Fraksi Partai Gerindra. Ia lahir di Demak, Jawa Tengah, pada 1 Mei 1988, sebagai putra dari pasangan almarhum Abdul Wahid dan almarhumah Norhidayati. Dari lingkungan keluarga yang kental dengan tradisi politik dan keagamaan, Yusrul tumbuh menjadi sosok yang berkomitmen terhadap perjuangan masyarakat.
Sejak kecil, Yusrul telah akrab dengan dunia politik. Ayahnya, Abdul Wahid, merupakan salah seorang tokoh agama dan masyarakat sekaligus Kepala Desa di Demak. Dari sang ayah, Yusrul banyak belajar tentang kepemimpinan, konsistensi, dan pentingnya keberpihakan kepada rakyat. Meski masih belia, ia sudah kerap mendampingi ayahnya dalam kegiatan politik dan kampanye di masa Orde Baru.
Perubahan besar datang pasca reformasi 1998. Situasi politik nasional yang dinamis membuat keluarganya harus berhijrah ke Kalimantan Timur, tepatnya ke Kecamatan Sepaku. Saat itu Yusrul masih menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Mazro'atul Ulum dan Madrasah Qudsiyyah, Kudus yang notabene merupakan tempat sang ayahanda menempuh jalur pendidikan, hingga pada 2004 Yusrul pun lulus dan melanjutkan pendidikannya ke Kalimantan Timur. Di tanah perantauan inilah, kekaguman Yusrul terhadap sosok ayahnya semakin kuat, terlebih ketika Abdul Wahid dipercaya menjadi Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama Kecamatan Sepaku.
Menapaki Dunia Organisasi dan Pergerakan
Perjalanan Yusrul di dunia organisasi dimulai saat ia berkuliah di STAIN Samarinda. 2007 silam, ia resmi bergabung dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), salah satu organisasi badan otonom Nahdlatul Ulama yang banyak melahirkan kader-kader intelektual dan politisi. Dari sinilah bakat kepemimpinannya mulai terasah.
Yusrul kemudian memperluas kiprahnya dengan bergabung ke Gerakan Pemuda Ansor Kalimantan Timur, organisasi kepemudaan NU yang pada masa itu dipimpin oleh Syaparudin. Melalui GP Ansor, ia semakin matang dalam memahami pentingnya peran anak muda dalam menjaga nilai kebangsaan dan keagamaan.
Puncak awal kiprahnya di organisasi keislaman terjadi pada 2010, ketika Yusrul dipercaya menjabat sebagai Kepala Sekretariat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Timur. Selama bertugas, ia berinteraksi dengan berbagai tokoh besar, baik dari kalangan ulama maupun politisi.
Pengalaman inilah yang semakin menguatkan keyakinannya bahwa dunia politik bukanlah sekadar ruang perebutan kekuasaan, melainkan arena perjuangan untuk mewujudkan nilai kemaslahatan.
Jalan Panjang Menuju Legislatif
Bagi Yusrul Hana, politik adalah kesinambungan dari warisan keluarga dan pengalaman organisasi. Ia mengaku terinspirasi dari perjalanan sang ayah yang sejak di Demak hingga di Kalimantan Timur tetap konsisten mengabdi kepada masyarakat.
Ayah dari tiga anak ini kemudian menapaki jalan politik secara serius melalui Partai Gerindra. Dengan bekal pengalaman organisasi, jaringan sosial, serta pendidikan politik yang ia dapatkan sejak muda, Yusrul tampil sebagai salah satu wajah baru politik Samarinda.
Terpilihnya Yusrul sebagai anggota DPRD Samarinda adalah buah dari perjalanan panjang: dari pesantren, organisasi mahasiswa, kepemudaan, hingga struktur keulamaan NU. Semua itu membentuknya menjadi pribadi yang visioner, religius, dan berkomitmen memperjuangkan aspirasi rakyat Samarinda. Nanum dalam mencapai hal tersebut bagi Yusrul bukanlah hal yang mudah mengingat dalam perjalanan politik yang ia tempuh tidak selalu mulus.
Ia tercatat sudah tiga kali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, namun baru pada Pemilu 2024 ia berhasil merebut kursi DPRD Samarinda. Dalam pesta demokrasi itu, ia mengantongi 1.924 suara, sebuah capaian yang ia syukuri setelah perjuangan panjang bertahun-tahun.
Menurutnya, modal utama kemenangan tersebut bukan hanya dari satu sisi saja, tetapi juga kedekatannya dengan masyarakat pun diperlukan. Ia mengaku mulai dikenal luas saat dipercaya menjadi Sekretaris Pemenangan Internal Pasangan Wali Kota Samarinda Andi Harun-Rusmadi pada kampanye Politik (2020) silam. Posisi ini membuatnya banyak berinteraksi dengan warga di tingkat akar rumput.
Kiprahnya berlanjut ketika ia menjadi anggota Tim TWAP bidang SDM dan Pemberdayaan Masyarakat (2021–2024). Melalui peran ini, Yusrul semakin memahami kebutuhan warga Samarinda, khususnya dalam isu pemberdayaan sosial dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Selain aktif di politik dan organisasi, Yusrul juga menorehkan sejumlah prestasi. Pada 2010, ia mewakili Kalimantan Timur di ajang MTQ Cabang Tafsir Al-Qur’an Tingkat Nasional di Bengkulu. Ia juga sempat mengabdi sebagai guru agama Islam di SKOI Kaltim (2011–2013), sebelum kembali fokus ke dunia politik.
Dalam struktur partai, Yusrul pernah menjabat Wakil Sekretaris I – Sekretaris Harian DPC Gerindra Samarinda (2014), hingga kini dipercaya sebagai Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD Samarinda, Wakil Ketua Bapemperda, anggota Komisi III DPRD Samarinda, serta Wakil Ketua I DPC Gerindra Kota Samarinda. Sementara di NU, ia tercatat sebagai A’wan PC NU Kota Samarinda (2025–2030) dan Wakil Ketua Lakpesdam NU Kaltim (2024–2029).
Bagi Yusrul, politik adalah warisan keluarga sekaligus jalan hidup. Sebagai ayah dari tiga anak ini, ingin menanamkan nilai yang sama seperti yang diwariskan ayahnya, bahwa kepemimpinan harus berpihak pada rakyat, dijalankan dengan rendah hati, dan berorientasi pada kemaslahatan.
Kini, di usia yang masih relatif muda, Mohammad Yusrul Hana terus mengukir kiprah di legislatif Samarinda. Dengan latar belakang pesantren, pengalaman organisasi, serta perjuangan politik yang panjang, ia hadir sebagai salah satu wajah baru yang diharapkan mampu membawa warna segar dalam memperjuangkan aspirasi warga Kota Tepian. (*)
Biografi
Moh Yusrul Hana
Orang Tua
Istri:
Anak
Pendidikan:
Organisasi
Organisasi Politik
Prestasi dan Pengabdian